05.34 Edit This 0 Comments »

Hati siap melangkah menuju gerbang kehidupan, itulah kata-kata yang terucap ketika nafas semakin lama menghirup udara malam. Matahari yang menghangatkan tubuhku seakan tak akan pernah sirna walau malam datang membayang. Hari semakin meninggi, menuju kedewasaan. Saat tangan tak kuasa menghentikan itu semua, kuinginkan kedamaiann dalam jiwa.

Perasaanku terus berjalan melangkah pasti mencari hati.

Hemmm…. Udara yang sangat menyejukkan kalbuku, menerobos liar menggetarkan tubuhku. Berjalan berirama dengan alunan melodi cintaku. Rasa yang belum pernah ada sebelumnya. Rasa yang tak menentu, rasa bahagia dan kecewa. Hemmm…. Anak ayam tak mengerti apa yang kurasakan. Mereka hanya bahagia dengan sebutir beras manis menghangatkan perutnya. Ya… hanya bisa berteriak… mungkin demi kebahagiaannya ia rela berteriak berteriak dan berteriak sekeras-kerasnya. Apakah aku sama seperti itu? Berteriak sekeras-kerasnya demi kamu…. Kebahagiaanku. Tapi teriakanku tak terdengar olehmu.

Disisi lain perasaanmu yang terus mambayangiku, mengikutiku kemana aku melangkah. Bahagia ketika perasaan itu menjelma menjadi sepasang kuda putih yang selalu menjagaku. Kuda putih suci tak bernoda. Dan…. Resah ketika perasaan itu menjelma menjadi sepasang ular hitam tak terlihat. Tak dapat berjalan pasti karena keraguanmu, dan keraguanmu keraguanku. Akankah kamu terus begini? Wahai udara yang mengombang-ambingkan nafasku….



Ita’c

0 komentar: